Manipulasi emosi anak

Senin, 20 Juni 20110 komentar

Anak-anak sering memanipulasi orangtua mereka untuk mendapatkan keuntungan. Jika tidak dihentikan lebih awal, dapat menyebabkan mereka tidak menghormati orangtuanya. "Perilaku buruk harus dicegah sejak dini," kata Salma seperti dikutip dari Times of India.

"Bahkan hal kecil seperti tidak menjawab pertanyaan orangtua harus dikoreksi sehingga mereka belajar untuk menghargai. Cobalah berkomunikasi dengan mata, nada bicara dan ekspresi wajah, termasuk mengatur emosi," Salma menambahkan.

Kata kata diatas sungguh dialami oleh seorang sepupu saya yang mempunyai seorang anak yang sangat pandai memanipulasi emosi orang tuanya. Ketika di sekolah sedang banyak ulangan dan dia belum selesai belajar apalagi ada pelajaran yang tidak disukainya, dia bilang kepada orang tuanya, kepala sakit dan perlu istirahat. Dia pura-pura sakit perut. Orang tuanya pikir benar benar anaknya sakit. Dia mengijinkan untuk istirahat. Namun, apa yang tidak diketahui orang tuanya, dia pergi ke tempat cafe dan main internet disana.

Ketika orang tuanya mengetahui bahwa mereka dikelabuhi oleh anaknya. Orang tua sangat marah tetapi tidak memberikan hukuman. Anak itu ternyata sudah mempunyai senjata yang lain dengan memperlihatkan dia betul betul pusing kepala dan perlu keluar rumah untuk refreshing saja. Disini orang tua perlu sekali sadar manipulasi anak yang mencoba meruntuhkan otoritas sebagai orang tua. Sekali orang tua terjebak, maka anak dengan mudah melakukan berkali kali dan akhirnya anak mengetahui kelemahan orang tua dan menggunakan kelemahan itu untuk keuntungannya.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Mama danish - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger